IPTEK BAGI MASYARAKAT (Ib M) RW IV DAN RW VI KELURAHAN KRAPYAK SEMARANG DALAM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK ORGANIK
(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Mitra kegiatan IbM adalah 2 kelompok PKK RW VI di dalam perumahan, dan RW IV di luar perumahan. Kegiatan ibu memasak tidak lepas dari sisa sampah sayuran dan sayur yang sudah basi dapat diolah menjadi kompos. Banyak masyarakat yang penghasilannya rendah yaitu
bekerja sebagai buruh terutama wanita, sehingga untuk meningkatkan penghasilan dengan cara mengolah sampah organik menjadi kompos dan selanjutnya dapat dijual.
Permasalahan mitra antara lain : 1. Petugas sampah sering terlambat dalam pengambilan sampah organik sehingga akan menimbulkan bau yang tidak sedap. 2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah. 3. Dibutuhkan peran aktif dari masyarakat 4.
Peningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dengan pengolahan sampah organik menjadi sebuah kegiatan ekonomis yang dapat menambah penghasilan.
Solusi yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan mitra adalah, memberikan penyuluhan pelatihan dan pendampingan tentang pengelolaan sampah, memberikan ceramah dan praktek manajemen produksi dan usaha, pengembangan modal usaha, dan strategi
pemasaran produk dalam rangka menumbuhkan jiwa wirausaha dalam kelompok masyarakat. Melalui program I b M ini berhasil dibentuk kelompok produksi kompos dengan susunan pengurus sebagai berikut, “SAKURA” ketua : Sushanty Hendro Nur Tjahjono, bendahara :
Sandiyo, seksi produksi : Agus Ahadin, seksi pemasaran : Sumarsono; ANGGREK” ketua : Sulastri Wiranto, bendahara : Imam Sujari,seksi produksi : Sri Suwarsono, seksi pemasaran: Badrun. Produk kompos yang dihasilkan menggunakan merk “SAKURA” dan “ANGGREK”, dengan harga jual Rp 3500,- per kemasan 3kg. Teknologi yang ditransfer pada program I b M ini adalah penggunaan alat perajang untuk mempercepat merajang sampah.
bekerja sebagai buruh terutama wanita, sehingga untuk meningkatkan penghasilan dengan cara mengolah sampah organik menjadi kompos dan selanjutnya dapat dijual.
Permasalahan mitra antara lain : 1. Petugas sampah sering terlambat dalam pengambilan sampah organik sehingga akan menimbulkan bau yang tidak sedap. 2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah. 3. Dibutuhkan peran aktif dari masyarakat 4.
Peningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dengan pengolahan sampah organik menjadi sebuah kegiatan ekonomis yang dapat menambah penghasilan.
Solusi yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan mitra adalah, memberikan penyuluhan pelatihan dan pendampingan tentang pengelolaan sampah, memberikan ceramah dan praktek manajemen produksi dan usaha, pengembangan modal usaha, dan strategi
pemasaran produk dalam rangka menumbuhkan jiwa wirausaha dalam kelompok masyarakat. Melalui program I b M ini berhasil dibentuk kelompok produksi kompos dengan susunan pengurus sebagai berikut, “SAKURA” ketua : Sushanty Hendro Nur Tjahjono, bendahara :
Sandiyo, seksi produksi : Agus Ahadin, seksi pemasaran : Sumarsono; ANGGREK” ketua : Sulastri Wiranto, bendahara : Imam Sujari,seksi produksi : Sri Suwarsono, seksi pemasaran: Badrun. Produk kompos yang dihasilkan menggunakan merk “SAKURA” dan “ANGGREK”, dengan harga jual Rp 3500,- per kemasan 3kg. Teknologi yang ditransfer pada program I b M ini adalah penggunaan alat perajang untuk mempercepat merajang sampah.
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 294 timesPDF - 113 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
UNIMUS | Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang
email:Info@unimus.ac.id http://unimus.ac.id