Penerapan Terapi Beapreasi Terhadap Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia Dengan Insomnia

Abstract

Kualitas tidur yang baik dapat memberikan perasaan tenang di pagi hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh gangguan tidur. Salah satu pencegahan non farmakologis terhadap kualitas tidur pada lansia yaitu terapi beapresi (kombinasi senam otak dan relaksasi benson). Tujuannya untuk memberikan asuhan keperawatan pada lansia menggunakan terapi beapresi (kombinasi senam otak dengan relaksasi benson) terhadap kualitas tidur pada lansia dengan insomnia. Studi kasus deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan pada dua lansia sebagai subjek studi. Subjek studi diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi kemudian dilakukan intervensi selama dua minggu. Dengan kriteria inklusi, kualitas tidur baik atau buruk, usia 60 sampai 90 tahun, mampu melakukan program terapi/ tidak mengalami masalah musculoskeletal, dan bersedia untuk berpartisipasi penuh selama terapi. Kualitas tidur diukur dengan menggunakan instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Studi menunjukkan terapi beapresi dapat meningkatkan kualitas tidur pada lansia dengan insomnia yang ditunjukkan dengan penurunan skor PSQI.  Lansia pertama mengalami penurunan sebelum dilakukan tindakan beapresi nilai skor PSQI 16 menjadi 11. Lansia kedua sebelum dilakukan terapi beapresi mendapatkan skor PSQI 18 dan setelah dilakukan terapi beapresi menjadi 14. Hasil penerapan terapi beapresi efektif untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia dengan skor PSQI dengan rata-rata kualitas tidur lansia mengalami peningkatan yang ditandai dengan skor PSQI 4-5 (kualitas tidur cukup buruk).