TROUBLESHOOTING AS A FORM OF SCAFFOLDING IN THE TEACHING OF WRITING
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Arti “troubleshooter” adalah seseorang yang mencari dan memperbaiki kerusakan mesin atau seseorang yang bertanggungjawab dengan mencari dan menghilangkan sumber gangguan dalam proses kerja. (Morris, 1969). Istilah semacam itu kemudian diadopsi dalam pengajaran menulis. “Trouble shooting” dalam konteks ini adalah salah satu moda mengajar–belajar dengan melibatkan sekelompok kecil mahasiswa senior untuk membantu teman sejawat (teman sekelas atau adik kelas) mengatasi gangguan atau masalah dalam ketrampilan menulis. Mereka diharapkan dapat mengoreksi atau memeriksa masalah–masalah bahasa. Karena proses belajar–mengajar sudah berubah dari yang berpusat pada guru ke yang berpusat pada murid, kegiatan “trouble shooting” menjadi cukup penting dalam proses belajar-mengajar. Berdasarkan observasi, “trouble shooting” mempunyai beberapa manfaat untuk guru dan murid seperti membagi beban guru, memberi suasana yang lebih demokratis dalam ruang kelas, meningkatkan rasa bahasa, memberi kepercayaan atau tanggungjawab kepada para murid.
Keywords
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 322 timesPDF - 21 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2011 LENSA
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya is licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya (Lensa)
p-ISSN: 2086-6100; e-ISSN: 2503-328X
Published by: Faculty of Educational Science and Humanity,Universitas Muhammadiyah Semarang