HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA KLIEN DENGAN PARALISIS RS. ORTHOPEDI Prof.DR.R.SOEHARSO SURAKARTA
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Akibat kecelakaan seringkali menimbulkan kecacatan permanen. Cacat permanen menimbulkan trauma pada lumbal cord akan berakibat kelemahan ekstremitas, bahkan kelumpuhan termasuk paralysis. Akibat kelumpuhan paralysis terjadi gangguan fisik maupun psiko-sosial, seperti merasa ada kekurangan pada dirinya, merasa terisolir oleh lingkungan pekerjaan, lingkungan pergaulan maupun lingkungan masyarakat, sehingga diperlukan penanganan termasuk asuhan keperawatan secara komprehensif. Jenis penelitian adalah kuantitatif
dengan metode korelasional asosiatif dan pendekatan Cross sectional. Jumlah sampel selama 2 bulan 25 responden, sehingga menggunakan total sample. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah kuesioner. Analisa data menggunakan korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas usia 46 tahun ke atas sebanyak 15 responden (60%), mayoritas adalah perempuan berjumlah 14 responden (56%) mayoritas berpendidikan SD dengan jumlah 13 responden (52%). Mayoritas reseponden memiliki konsep diri
kategori rendah 10 responden (40%), mayoritas reseponden memiliki gambaran diri kategori rendah 11 responden (44%), mayoritas reseponden memiliki ideal diri kategori sedang 11 responden (44%) mayoritas reseponden memiliki harga diri kategori sedang 10 responden (40%). Mayoritas reseponden memiliki peran diri
kategori rendah 10 responden (40%). Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara Usia dengan Perubahan Konsep diri pada Klien Paralysis dengan p-value = 0,017. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perubahan konsep diri pada klien paralysis dengan p-value = 0,251. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perubahan konsep diri pada klien paralysis dengan p-value = 0,037.
Kata kunci : karakteristik individu, konsep diri, paralysis
dengan metode korelasional asosiatif dan pendekatan Cross sectional. Jumlah sampel selama 2 bulan 25 responden, sehingga menggunakan total sample. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah kuesioner. Analisa data menggunakan korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas usia 46 tahun ke atas sebanyak 15 responden (60%), mayoritas adalah perempuan berjumlah 14 responden (56%) mayoritas berpendidikan SD dengan jumlah 13 responden (52%). Mayoritas reseponden memiliki konsep diri
kategori rendah 10 responden (40%), mayoritas reseponden memiliki gambaran diri kategori rendah 11 responden (44%), mayoritas reseponden memiliki ideal diri kategori sedang 11 responden (44%) mayoritas reseponden memiliki harga diri kategori sedang 10 responden (40%). Mayoritas reseponden memiliki peran diri
kategori rendah 10 responden (40%). Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara Usia dengan Perubahan Konsep diri pada Klien Paralysis dengan p-value = 0,017. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perubahan konsep diri pada klien paralysis dengan p-value = 0,251. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perubahan konsep diri pada klien paralysis dengan p-value = 0,037.
Kata kunci : karakteristik individu, konsep diri, paralysis
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 440 timesPDF - 76 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
UNIMUS | Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang
email:Info@unimus.ac.id http://unimus.ac.id