PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE ANAK DI RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG TAHUN 2010
(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author
Abstract
DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus , sehingga pemberian antibiotik
dalam pengobatan DBD tidak diperlukan kecuali jika terdapat komplikasi infeksi sekunder yang
disebabkan oleh bakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi pemberian antibiotik
pada penetalaksanaan DBD anak.
Penelitian ini bersifat retrospektif diskriptif analitik, dilakukan di RS Roemani Semarang.
Responden yang diambil adalah pasien anak dengan diagnosis akhir DBD di RS Roemani di
Semarang periode Januari- Desembner 2010. Data penelitian merupakan data sekunder yaitu dari
catatan rekam medis .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian antibiotik pada penderita DBD anak masih
cukup besar. Dari jumlah sampel 84 anak penderita DBD, sebanyak 74 anak ( 88,10%)
tanpa mengalami komplikasi infeksi sekunder. Penderita DBD tanpa komplikasi infeksi sekunder
lebih banyak diberikan pengobatan antibiotik yaitu sebesar 93,3%. Pemberian antibiotik paling
banyak adalah golongan cefalosporin yaitu cefadroxil sebesar 33,3% dan cefotaxim sebesar 25,0%
dengan lama pemberian berkisar 4 – 6 hari. Pemberian antibiotik paling banyak hanya diberikan 1
jenis obat sebesar 54,7% dan pemberian dengan 2 jenis obat sebesar 39,7%.
dalam pengobatan DBD tidak diperlukan kecuali jika terdapat komplikasi infeksi sekunder yang
disebabkan oleh bakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi pemberian antibiotik
pada penetalaksanaan DBD anak.
Penelitian ini bersifat retrospektif diskriptif analitik, dilakukan di RS Roemani Semarang.
Responden yang diambil adalah pasien anak dengan diagnosis akhir DBD di RS Roemani di
Semarang periode Januari- Desembner 2010. Data penelitian merupakan data sekunder yaitu dari
catatan rekam medis .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian antibiotik pada penderita DBD anak masih
cukup besar. Dari jumlah sampel 84 anak penderita DBD, sebanyak 74 anak ( 88,10%)
tanpa mengalami komplikasi infeksi sekunder. Penderita DBD tanpa komplikasi infeksi sekunder
lebih banyak diberikan pengobatan antibiotik yaitu sebesar 93,3%. Pemberian antibiotik paling
banyak adalah golongan cefalosporin yaitu cefadroxil sebesar 33,3% dan cefotaxim sebesar 25,0%
dengan lama pemberian berkisar 4 – 6 hari. Pemberian antibiotik paling banyak hanya diberikan 1
jenis obat sebesar 54,7% dan pemberian dengan 2 jenis obat sebesar 39,7%.
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 19600 timesPDF - 1627 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
UNIMUS | Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang
email:Info@unimus.ac.id http://unimus.ac.id