INOVASI SERAT PELEPAH PISANG (MUSA PARADISIACA) DENGAN RUMPUT LAUT (SARGASSUM SP) DALAM PERAWATAN LUKA DIABETIK PADA TIKUS (RATTUS NOVERGICUS)
(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Diabetes mellitus (DM) atau penyakit gula pada kondisi kronis akan mengakibatkan gangguan metabolik, ditandai dengan terjadinya hiperglikemia akibat kekurangan insulin oleh sel β-pankreas.
Efek kekurangan zat ini akan menimbulkan kelainan pada proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Akibat yang lebih serius adalah pada luka yang cenderung basah dan sangat lambat untuk menutup. Luka diabetik membutuhkan perlakuan khusus yang mampu mempercepat proses tumbuhnya sel. Salah satu metodenya adalah dengan balutan hidrogel. Bahan pembuatan hidrogel mempunyai
persyaratan mampu menjaga kelembaban luka dan mempercepat penutupan luka dengan minimalisasi
terjadinya trauma. Salah satu bahan baku yang dapat digunakan adalah pelepah pisang (Musa paradisiaca) dan rumput laut (Sargassum Sp). Aplikasi matrix dari serat pelepah pisang (Musa paradisiaca) dan rumput laut (Sargassum Sp) untuk perawatan luka diabetic. Pembuatan balutan dengan matrik dengan metode layer to layer dengan variasi serat rumput laut 5%, 10%, 15% : berat serat pisang. Specimen diuji karakteristiknya dengan analisis proximat, hasil pembuatan
matrik diujikan pada kelompok tikus dengan metode in vivo. Tikus diberi perlakuan diabetik stadium 1
pada tikus putih (Rattus novergicus). Kadar glukosa pada tikus diseragamkan antara 125,28 mg/dL–
130,26 mg/dL.Kelompok perlakuan pada tiga kelompok ekperimen masing-masing 6 ekor dengan luka
yang sama (5 cm). Perlakuan sesuai dengan jenis matrik dengan variasi perbandingan (%) massa.
Penerapan pembalut pada tikus dilakukan selama 21 hari, dengan identifikasi dan penggantian pembalut dilakukan tiap 7 hari untuk melihat pengaruhnya terhadap penyembuhan luka. Pengamatan pada kelompok ekperimen dilakukan dengan mengidentifikasi perubahan panjang, lebar luka,
penimbangan berat badan, dan kelembaban. Hasil penelitian menunjukkan matrik balutan dengan perbandingan 10% berat rumput laut (1:10) dibanding serat pisang paling signifikan berpengaruh terhadap penyembuhan luka diabetik. Kecepatan penyembuhan terjadi pada hari ke 14 (data ke 2)
dengan tingkat penutupan mencapai 67%. Tingkat kelembaban dressing mampu meningkatkan proses
autolisis dan mengangkat jaringan yang telah rusak. Analisis data menunjukan derajat signifik ansi dengan nilai p<0,0467, sehingga balutan diabatik dari matrik dapat menjadi pilihan penyembuhan luka
Keywords: Serat Pisang, Rumput Laut, Dressing, Luka DM Derajat 1
Efek kekurangan zat ini akan menimbulkan kelainan pada proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Akibat yang lebih serius adalah pada luka yang cenderung basah dan sangat lambat untuk menutup. Luka diabetik membutuhkan perlakuan khusus yang mampu mempercepat proses tumbuhnya sel. Salah satu metodenya adalah dengan balutan hidrogel. Bahan pembuatan hidrogel mempunyai
persyaratan mampu menjaga kelembaban luka dan mempercepat penutupan luka dengan minimalisasi
terjadinya trauma. Salah satu bahan baku yang dapat digunakan adalah pelepah pisang (Musa paradisiaca) dan rumput laut (Sargassum Sp). Aplikasi matrix dari serat pelepah pisang (Musa paradisiaca) dan rumput laut (Sargassum Sp) untuk perawatan luka diabetic. Pembuatan balutan dengan matrik dengan metode layer to layer dengan variasi serat rumput laut 5%, 10%, 15% : berat serat pisang. Specimen diuji karakteristiknya dengan analisis proximat, hasil pembuatan
matrik diujikan pada kelompok tikus dengan metode in vivo. Tikus diberi perlakuan diabetik stadium 1
pada tikus putih (Rattus novergicus). Kadar glukosa pada tikus diseragamkan antara 125,28 mg/dL–
130,26 mg/dL.Kelompok perlakuan pada tiga kelompok ekperimen masing-masing 6 ekor dengan luka
yang sama (5 cm). Perlakuan sesuai dengan jenis matrik dengan variasi perbandingan (%) massa.
Penerapan pembalut pada tikus dilakukan selama 21 hari, dengan identifikasi dan penggantian pembalut dilakukan tiap 7 hari untuk melihat pengaruhnya terhadap penyembuhan luka. Pengamatan pada kelompok ekperimen dilakukan dengan mengidentifikasi perubahan panjang, lebar luka,
penimbangan berat badan, dan kelembaban. Hasil penelitian menunjukkan matrik balutan dengan perbandingan 10% berat rumput laut (1:10) dibanding serat pisang paling signifikan berpengaruh terhadap penyembuhan luka diabetik. Kecepatan penyembuhan terjadi pada hari ke 14 (data ke 2)
dengan tingkat penutupan mencapai 67%. Tingkat kelembaban dressing mampu meningkatkan proses
autolisis dan mengangkat jaringan yang telah rusak. Analisis data menunjukan derajat signifik ansi dengan nilai p<0,0467, sehingga balutan diabatik dari matrik dapat menjadi pilihan penyembuhan luka
Keywords: Serat Pisang, Rumput Laut, Dressing, Luka DM Derajat 1
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 279 timesPDF - 581 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
UNIMUS | Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang
email:Info@unimus.ac.id http://unimus.ac.id