Analisis Faktor Resiko Stress Akibat Kerja Pada Pekerja Sektor Formal dan Sektor Informal di Kota Semarang
(1) Fakultas Kedokteran Unimus, Semarang, Indonesia
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar Belakang: Stres kerja adalah kondisi tertekan yang dialami pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya yang berakibat pada penurunan performa, efisiensi dan produktivitas bekerja (Tarwaka, 2011). Badan Pusat Statistik pada tahun 2014 menyatakan bahwa 11,6–17,4% dari 150 juta populasi orang dewasa di Indonesia mengalami gangguan mental emosional atau gangguan kesehatan jiwa berupa stres kerja (Badan Pusat Statistik, 2014). Faktor penyebab stres akibat kerja diantaranya usia, masa kerja, beban kerja, hubungan interpersonal, peran individu dan pengembangan karir (Fitri, 2013).
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan observasi analitik dengan pendekatan cross sectional dengan mengunakan kuisioner NASA-TLX untuk mengukur tingkat beban kerja mental(Rauf, 2012), kuisioner untuk mengukur hubungan interpersonal (Auliya, 2013), Kuisioner untuk mengukur peran individu, pengembangan karir dan Kuisioner Life Event Scale untuk mengukur tingkat stres kerja. Sampel pada penelitian ini adalah 30 pekerja sektor formal dan 30 pekerja sektor informal yang memenuhi kriteria insklusi dan eksklusi. Analisis data di lakukan dengan menggunakan analisis bivariat Uji Chi Square untuk membandingkan faktor resiko stres akibat kerja antara pekerja sektor formal dan informal.
Hasil Penelitian: Uji chi square memperlihatkan masa kerja (p= 0,008), peran individu (p=0,017) dan pengembangan karier (p = 0,021) merupakan faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian stress akibat kerja pada pekerja sektor formal (PNS). Usia (p= 0,029), masa kerja (p=0,001), beban kerja (p=0,000), hubungan inperpersonal (p=0,006), peran individu (p=0,025) dan pengembangan karier (p=0,004) merupakan faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian stress akibat kerja pada pekerja sektor informal (buruh pabrik) di Kota Semarang
Kesimpulan: Ada perbedaan faktor risiko stres akibat kerja pada pekerja sektor formal dan sektor informal di Kota Semarang. Masa kerja, peran individu dan pengembangan karier merupakan faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian stress akibat kerja pada pekerja sektor formal di Kota Semarang. Usia, masa kerja, beban kerja, hubungan inperpersonal, peran individu dan pengembangan karier merupakan faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian stress akibat kerja pada pekerja sektor informal
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Asyhadie Z. Hukum Kerja: Hubungan Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal 19-20.2007.
Aulya, diana. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Polisi Lalu Lintas di POLRES METRO Jakarta Pusat Bulan April – Agustus Tahun 2013. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2013.
Badan Pusat Statistik. Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2012. Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 7 Mei 2012. (www.bps.go.id/brs_file/naker_07mei12.pdf diakses tanggal 21 Mei 2012)
Budiono, Sugeng. Bunga Rampai Higiene Perusahaan Ergonomi (HIPERKES) dan Kesehatan serta Keselamatan Kerja. Semarang : Universitas Diponegoro. 2003.
Cooper RK dan Ayman S. Executive EQ. Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 1998.
Cooper CL, Dewe P J, & O’Driscoll MP. Organizaional stress: A review and critique of theory, research and application. Thousand Oaks: Sage Publication; 2001.
Data Badan Pusat Statistika (BPS). Tentang populasi orang dewasa di Indonesia yang mengalami stres akibat kerja; 2014
Dikutip dari Labour Rights for Women – Gender Equality Training 2013 Sektor kerja formal menurut Hendri Saparini dan M. Chatib Basri dalam tulisan Lineke Stine Kuemba ejournal.unsrat.ac.id.
Fitri, A. M. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stres kerja pada karyawan Bank (studi pada karyawan Bank BMT). Semarang : Universitas Diponegoro. 2013.
Gibson, I. Organisasi: Proses Struktur Perilaku. Edisi Lima, Jakarta: Erlangga. 1987.
Hardy C, Thomas. Dampak Stres Kerja dan Pencegahan Stres Kerja. FKM. Universitas Padjajaran. Bandung. 2013.
Hartini, Sri dkk., Hukum Kepegawaian Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. 2014.
Hasbi Ibrahim, Munawir Amansyah, dan Githa Nurfarida Yahya. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Sters Kerja Pada Pekerja Factory 2 PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar. FKIK UIN Alauddin Makassar. 2016.
Hurrel,J. J . An Overview of Organizational Stress and Health. United States of America: NIOSH. 1999.
Mangkunegara, AP. Psikologi Perusahaan. Trigendakarya, Bandung:1993
Meng X. The Informal Sector and Rural-Urban Migration – A Chinese Case Study. Asian Economic Journal 2001, Vol 15 No. 1. 2001.
Mubyarto, Loekman Soetrisno Michael Dave. Nelayan dan Kemiskinan, Study Ekonomi Antropologi di Dua Desa Pantai. Diterbitkan atas Kerjasama Yayasan Agro Ekonomi. CV. Rajawali Indonesia. Jakarta. 2000.
NIOSH publication: 99: 101, 2002, [Accesed 28th Juli 2009]. Available from World Wide Wb: http://www.cdc.gov/niosh/stresswk.html
Nur Aini. Factor risiko stress akibat kerja pada pekerja sector informal di Semarang, 2018
Rauf F. Analisis Beban Mental Menggunakan Metode National Aeronautics And Space AdministrationTask Load Index (Nasa-Tlx) Di PPPPTK Bmti Di Departemen Mesin Bandung. Tugas Akhir Universitas Komputer Indonesia; 2012.
Sandra HG. Development of NASA TLX: Result of Empirical and Theoretical Research. California: San Jose State University; 2006.
Siagian, Sondang, P., Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi pertama, cetakan kedua, penerbit : Bumi Aksara, Jakarta, 2008.
Tarwaka. Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press. 2011.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian.
Article Metrics
Abstract view : 6723 timesPDF - 1096 times
DOI: https://doi.org/10.26714/medart.1.1.2019.29-36
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Contact
Faculty of Medicine, Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No. 18, Semarang, Indonesia
Email: medica.arteriana@unimus.ac.id