HUBUNGAN INFEKSI KECACINGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTH (STH) DENGAN JUMLAH EOSINOFIL PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN TELUK SELONG KABUPATEN BANJAR

muhammad yuda pratama(1*), Rifqoh Rifqoh(2), Jujuk Anton Cahyono(3)


(1) Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
(2) Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
(3) Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
(*) Corresponding Author

Abstract


Infeksi Kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH) merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Anak sekolah dasar sangat rentan terhadap infeksi kecacingan karena kebiasaaan bermain atau menyentuh tanah tanpa memperhatikan kebersihan dan lingkungan. Jika infeksi kecacingan dibiarkan cacing-cacing yang menginfeksi ini akan memberikan kontribusi terhadap kejadian eosinofilia yaitu jumlah eosinofil dalam darah meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan infeksi kecacingan STH dengan jumlah eosinofil pada anak sekolah dasar di SDN Teluk Selong Kabupaten Banjar. Jenis penelitian ini yaitu Survei Analitik dengan rancangan penelitian cross sectional, jumlah populasi sebanyak 55 siswa dengan Teknik Pengambilan Total Sampling sebanyak 55 siswa. Data kecacingan didapat dari pemeriksaan telur cacing secara mikroskopis metode Kato-Katz, spesimen yang digunakan yaitu feses segar. Variabel jumlah eosinofil ditentukan dari pemeriksaan darah kapiler secara Visual Hemositometer Improved Neubauer. Hasil menunjukan sebanyak 10 responden (18,18%) ditemukan telur STH sebanyak 24 EPG sebanyak 4 respoden (7,27%), 48 EPG sebanyak 1 responden (1,81%) dan 72 EPG sebnyak 5 responden (9,09%) dengan temuan telur Ascaris lumbricoides dengan Trichuris trichiura tanpa adanya infeksi campuran dan 45 responden (81,83 %) tidak ditemukan telur,larva atau cacing STH dewasa, Jumlah eosinofil responden berkisar 77-433 sel/mm3 dengan jumlah rata-rata 205 sel/mm3. Hasil uji koefisien rank sperman menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara infeksi kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH) dengan jumlah eosinofil pada anak sekolah dasar dengan nilai (p-value 0,000) < (0,05). Pada penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian tentang hubungan infeksi kecacingan STH dengan kadar IgE dan IL-5.

Kata Kunci: Anak Sekolah Dasar, Kecacingan Soil Transmitted Helminth, Jumlah Eosinofil


Keywords


Anak Sekolah Dasar, Jumlah Eosinofil, Kecacingan Soil Transmitted Helminth

Full Text:

PDF

References


Abbas, A., Litchman, A. dan Pillai, S. 2019. Basic Immunology: Functions and Disorders of the Immune System. 6th Editio. ELSEVIER.

Balitbangkes. 2019. ‘Laporan Penelitian Tahun 2019 : Evaluasi Program Penanggulangan Kecacingan di Provinsi Kalimantan Selatan’.

Bariah, I. dan Pusarawati, S. 2021. Helmintologi Kedokteran. Airlangga University Press.

Djaenudin, N. 2019. Parasitologi Kedokteran Ditinjau Dari Organ Tubuh Yang Diserang. Jakarta: EGC.

Elba, F. 2021. ‘Faktor Kejadian Cacingan Pada Balita Stunting Di Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang’, Jurnal Sehat Masada, XV(1), pp. 65–73.

Hempel, P. S. 2021. Evolutionary parasitology: the integrated study of infections, immunology, ecology, and genetics. Second Edi, Myrmecological News. Second Edi. Oxford: Oxford University Press.

Hurst, J. 2022. Eosinophilic Lung Disease. Norwich: Page Bros Group Ltd

Idris, S. A. dan Fusvita, A. 2017. ‘Identifikasi telur Nematoda Usus (Soil Transmitted Helminth) pada anak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Puluwatu.’, Biowallacea, 4(1), pp. 566–571.

Jourdan, P. M. et al. 2018. ‘Soil-transmitted helminth infections.’, The Lancet, 391, pp. 252–265.

Keohane, E. M., Otto, C. N. dan Walenga, J. M. 2020. Rodak’s Hematology: Clinical Principles And Applications, Sixth Edition. St. Louis, Missouri: ELSEVIER.

Nugraha, G. dan Badrawi, I. 2018. Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Jakarta: Penerbit Trans Info Media.

Okvitasari, A., Sasongkowati, R. dan Anggrain, A. D. 2021. ‘Hubungan Kejadian Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) Dengan Nilai Eosinofil Dan Hemoglobin Darah Pada Masyarakat Di Kampung 1001 Malam Surabaya’, 10(2), pp. 12–18.

Permenkes. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan.

Prabandari, A. S. et al. 2020. ‘Prevalensi Soil Transmitted Helminthiasis Pada Siswa Sekolah Dasar Di Kota Semarang’, Prevalensi Soil Transmitted Helminthiasis Pada Siswa Sekolah Dasar Di Kota Semarang Anggraeni, 3(1), pp. 1–10.

Punt, J. et al. 2019. Kuby Immunology. Eighth Edi. New York: W. H. Freeman.

Rahmawati, B. 2020. ‘Pengaruh Infeksi Soil Transmitted Helminth Terhadap Jumlah Eosinofil Pada Anak Di SDN 50 Kampung Jambak Oleh’, Skripsi, Diploma Iv Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang Padang, pp. 1–56.

Workineh, L. et al. 2020. ‘Prevalence of Soil-Transmitted Helminth and Schistosoma mansoni Infection and Their Associated Factors among Hiruy Abaregawi Primary School Children, Rural Debre Tabor, North West Ethiopia: A Cross-Sectional Study’, Journal of Parasitology Research, 2020.

WHO. 2022. Soil-transmitted helminth infections. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/soil-transmitted-helminth-infections Diakses tanggal 12 Agustus 2022.


Article Metrics

Abstract view : 668 times
PDF - 0 times

DOI: https://doi.org/10.26714/jlabmed.7.2.2023.62-70

Refbacks



Copyright (c) 2023 muhammad yuda pratama

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

View My Stats
Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Universitas Muhammadiyah Semarang

Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang Gedung Laboratorium Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

Phone: 02476740295
Email: jlabmed@unimus.ac.id